Orang Serang Sering Berbicara Menggunakan "Geh"..?
Bisakah wong Serang berbahasa tanpa “Geh”
Berawal dari pertanyaan seorang teman dari mana asal saya, dan ketika saya sebut kata Serang-Banten.. teman tersebut langsung menyebut kata “Geh” lebih jelasnya begini: wah yang biasa ngomongnya pake “Geh” itu ya?! Ga ada yang aneh tapi teman tersebut berkata seperti itu sambil ketawa, saya pun tidak tahu maksud dari teman saya tersebut, apakah sebuah ejekan atau hanya bercanda, atau mungkin kata “geh” tersebut merupakan trademark dari orang Banten khususnya orang Serang.
meskipun semenjak kuliah dan menetap di jakarta saya telah beradaptasi dan menghilangkan kata “geh” dalam berbahasa saya, tapi bagaimanapun juga saya adalah keturunan asli Serang dan ketika ada seseorang yang menyinggung kata tersebut saya jadi bertanya-tanya, apa yang salah? Apakah seharusnya kata tersebut dihilangkan? Atau apakah kita harus tetap memelihara kata tersebut yang merupakan sebuah kebiasaan atau bahkan budaya dari masyrakat Serang-Banten.?
Apabila kata “geh” tersebut merupakan sebuah budaya dan kebiasaan masyrakat Serang, apakah sepantasnya kita balik mempertanyakan bagi mereka yang Asli wong Banten yang menghilangkan kata “geh” dari pembendaharaan kata mereka, bahwa mereka secara tidak langsung telah menghilangkan salah satu budaya Banten?
Royal
Tidak jauh dari alun-alun kota Serang terdapat sebuah blok kawasan yang di sebut Royal, Royal merupakan kawasan tempat belanja di daerah Serang, seperti halnya dijalan cihampelas Bandung, Royal merupakan shopping point masyarakat Serang dan sekitarnya, mengingat di daerah ini terdapat beberapa Mall dan pusat perbelanjaan, semisal, Ramayana, Roberta, Borobudur, toko-toko yang menjual berbagai macam busana, pedagang-pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis pakaian juga counter-counter Handphone.
Disinipun terdapat tempat makanan mulai warung kaki lima sampai sejenis cafe terdapat disini.
Namun apabila dibandingkan dengan Cihampelas Bandung, royal masih tertinggal lumayan jauh karena masih kurang rapinya tata kota dan penataan toko yang biasa, bandingkan dengan toko yang ada di cihampelas, juga barang-barang yang dijual masih terkesan standard sehingga tidak bisa menarik masyrakart luar Serang untuk mengunjungi daerah ini untuk tujuan wisata, khususnya wisata belanja dan wisata kuliner.
Sebenarnya banyak sumber daya dan kekayaan alam masyarakat setempat yang dapat di eksplorasi.
sebagai contoh kerajinan gerabah dari desa ciruas. kerajinan anyaman khas baduy.
Atau masakan/ makanan khas Serang semacam Sate Bandeng, atau ketan Petel makanan yang biasa ada pada bulan Ramadhan.
Sekarang terus terang saya tidak tau apa makanan khas kota Serang yang terkenal, seperti halnya peyeum / tape khas Bandung, talas dan asinan khas Bogor.
Mungkin perlu sosialisasi dari pemerintah setempat khususnya oleh gubernur Banten untuk dapat memajukan daerah Banten dengan membuat dan mengenalkan ikon-ikon Banten khususnya Kota Serang dan sekitarnya dengan harapan dimasa yang akan datang Serang dapat disejajarkan dengan daerah-daerah lain dan menjadi tujuan wisata yang bertanggung jawab dengan tetap menjaga kebudayaan lokal dan menjaga agar tetap menjadi wilayah yang agamis. Semoga..
Pasar Lama
Satu lagi pasar yang merupakan tujuan masyrakat Serang dalam berbelanja kebutuhan pokoknya, Pasar Lama terletak masih dalam kawasan Royal yaitu dari simpang Pocis menuju Kebaharan.
Seperti namanya, Pasar Lama adalah pasar yang sudah lama beroperasi, disini terdapat beberapa pertokoan yang berjejer yang bersambung sampai ke Royal dari mulai toko sepeda, toko obat, toko tekstile, Bank-Bank dan tidak lupa para pedagang kaki lima yang berjejer sepanjang jalan.
Untuk berbelanja kebutuhan pokok sekarang hanya terdapat pasar kaget yang beroperasi pada tengah malam hingga menjelang jam 9 pagi, para penjual kebutuhan pokok hanya menggelar dagangannya di pinggir jalan.
Penjual sayur, ikan, bumbu dapur, rempah-rempah, buah-buahan dapat kita temui sepanjang jalan.
